Tampilkan postingan dengan label Tomcat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tomcat. Tampilkan semua postingan

Senin, 23 Juli 2012

Tomcat Muncul karena Rusaknya Ekosistem

Denpasar: Serangga Tomcat menyerang ke beberapa wilayah. Penyebab belum diketahui dengan pasti, namun kehadiran mereka ke pemukiman warga diduga karena rusaknya ekosistem lingkunganHal ini disampaikan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali Made Putra Suryawan di Denpasar, Senin (26/3).
“Kemungkinan habitat hidup Tomcat mulai rusak dan berkurang, karena yang dulunya belantara sawah, kini berubah menjadi daerah pemukiman,” kata Putra.
Ia mengatakan, yang menjadi predator Tomcat, seperti cecak dan tokek keberadaannya semakin berkurang karena ditangkap atau diburu oleh warga.
“Serangga Tomcat sebenarnya tidak berbahaya. Jika sampai tertepuk dan terkena cairan racunnya, kulit yang terkena langsung dicuci sampai bersih, agar sampai tidak gatal,” katanya.
Ia mengatakan, racun serangga Tomcat biasanya akan bereaksi 12 hingga 36 jam setelah terkena cairan racunnya,” kata Putra Suryawan.
Banyaknya Tomcat yang masuk ke pemukiman, kata dia, karena serangga tersebut sangat menyukai cahaya lampu. Selain itu, pemukiman yang ada saat ini letaknya sangat dekat dengan sawah atau dibangun di bekas lahan sawah yang sudah alih fungsi menjadi pemukiman.
Ia juga menyarankan, jika jumlah serangga Tomcat makin banyak di pemukiman atau rumah penduduk, bisa ditanggulangi dengan menggunakan pestisida nabati, yakni campuran daun intaran, lengkuas dan sereh ditumbuk lalu diberi air dan difermentasi 24 sampai 48 jam.
“Airnya tersebut kemudian disaring untuk dipakai semprot Tomcat. Ini kalau populasinya tinggi, kalau sedikit cukup ditangkap saja. Tomcat tidak menggigit dan tidak menyengat. Tomcat juga bukan serangga agresif,” ujarnya.
Di sawah, kata dia, serangga Tomcat berfungsi sebagai predator hama wereng ijo, wereng coklat, tungro, dan makan telur-telurnya.
“Tomcat yang muncul di Bali saat ini memang Tomcat asli Bali, tidak dibawa dari Jawa. Selama ini Tomcat merupakan predator pengendali hama penyakit, umumnya di sawah,” katanya.
Sumber: Pc3News.com
Link url sponsored :
www.gucimaspratama.co.id
www.chemigardindustry.com
www.hostingkita.com
www.web-murah.info
www.iklandays.com
www.pembasmihamarayap.wordpress.com
www.antirayapkayu.wordpress.com
www.solusiantirayap.wordpress.com
www.obatpembasmirayap.wordpress.com
www.alatantirayap.wordpress.com
www.pembasmihamarayap.blogspot.com
www.umpanhamarayap.blogspot.com
www.obatpembasmirayap.blogspot.com
www.alatantirayap.blogspot.com
www.umpanhamarayap.blogspot.com
www.solusiantirayap.wordpress.com
www.alatantirayap.blogspot.com
www.detik-dettik.com
HostingKita

Siap-siap Untuk Hadapi Serangga Baru Selain Tomcat


PEKANBARU—Pengamat lingkungan dari Universitas Riau Tengku Ariful Amri menyatakan kerusakan lingkungan adalah penyebab ‘tomcat’ menyerang warga, bahkan tidak menutup kemungkinan akan muncul serangan dari serangga lainnya. “Lingkungan sangat sakral dengan dengan berbagai kehidupan seluruh makhluk hidup yang ada di dunia. Tidak hanya manusia, namun juga tumbuhan dan hewan bahkan serangga,” kata Amri di Pekanbaru, Senin (2/4).
Untuk itu, kata Amri, sebaiknya manusia sebagai makhluk yang paling mendominasi dengan anugerah melebihi seluruh makhluk yang ada di alam semesta dapat menjaga lingkungan dan jangan justru merusaknya.
Peranan terdepan ada di pihak pemerintah, yang sebaiknya lebih mengedepankan kepentingan kesejahteraan rakyat, baik dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA) maupun mengambil jarak dari hegemoni perdagangan global, yang lebih menguntungkan negara-negara maju, katanya.
Yang juga dikhawatirkan saat ini, kata Amri, yakni kemungkinan terjadinya bencana ekologis yang massif sebagai akibat rusaknya lingkungan oleh para pengusaha dan dampak dari perubahan iklim. “Jadi, memang tidak hanya serangga yang akan menyerang manusia, tapi juga berbagai bencana yang disebabkan kerusakan lingkungan,” katanya.
Bahkan, demikian Amri, jika pemerintah tak sungguh-sungguh menata sistem pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia, maka bencana ekologis bisa-bisa semakin mengancam.
Masyarakat atau manusia yang menghuni sebagian luas daratan khususnya yang berlokasi di berbagai wilayah nusantara sebaiknya juga sadar akan bahaya kerusakan lingkungan. Jangan sampai sistem sirkulasi alam justru berbalik hingga menyerang kehidupan manusia yang semakin hari semakin tidak memperhatikan kondisi lingkungannya. “Jadi jangan salahkan jika kerusakan keanekaragaman hayati dan lingkungan ini, nantinya justru akan menyerang manusia, termasuk serangga-serangga seperti tomcat,” katanya.
Sumber : Pc3News.com
Link url sponsored :
www.gucimaspratama.co.id
www.chemigardindustry.com
www.hostingkita.com
www.web-murah.info
www.iklandays.com
www.pembasmihamarayap.wordpress.com
www.antirayapkayu.wordpress.com
www.solusiantirayap.wordpress.com
www.obatpembasmirayap.wordpress.com
www.alatantirayap.wordpress.com
www.pembasmihamarayap.blogspot.com
www.umpanhamarayap.blogspot.com
www.obatpembasmirayap.blogspot.com
www.alatantirayap.blogspot.com
www.umpanhamarayap.blogspot.com
www.solusiantirayap.wordpress.com
www.alatantirayap.blogspot.com
www.detik-dettik.com
www.tukangs.com
HostingKita

Siap-siap Untuk Hadapi Serangga Baru Selain Tomcat


PEKANBARU—Pengamat lingkungan dari Universitas Riau Tengku Ariful Amri menyatakan kerusakan lingkungan adalah penyebab ‘tomcat’ menyerang warga, bahkan tidak menutup kemungkinan akan muncul serangan dari serangga lainnya. “Lingkungan sangat sakral dengan dengan berbagai kehidupan seluruh makhluk hidup yang ada di dunia. Tidak hanya manusia, namun juga tumbuhan dan hewan bahkan serangga,” kata Amri di Pekanbaru, Senin (2/4).
Untuk itu, kata Amri, sebaiknya manusia sebagai makhluk yang paling mendominasi dengan anugerah melebihi seluruh makhluk yang ada di alam semesta dapat menjaga lingkungan dan jangan justru merusaknya.
Peranan terdepan ada di pihak pemerintah, yang sebaiknya lebih mengedepankan kepentingan kesejahteraan rakyat, baik dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA) maupun mengambil jarak dari hegemoni perdagangan global, yang lebih menguntungkan negara-negara maju, katanya.
Yang juga dikhawatirkan saat ini, kata Amri, yakni kemungkinan terjadinya bencana ekologis yang massif sebagai akibat rusaknya lingkungan oleh para pengusaha dan dampak dari perubahan iklim. “Jadi, memang tidak hanya serangga yang akan menyerang manusia, tapi juga berbagai bencana yang disebabkan kerusakan lingkungan,” katanya.
Bahkan, demikian Amri, jika pemerintah tak sungguh-sungguh menata sistem pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia, maka bencana ekologis bisa-bisa semakin mengancam.
Masyarakat atau manusia yang menghuni sebagian luas daratan khususnya yang berlokasi di berbagai wilayah nusantara sebaiknya juga sadar akan bahaya kerusakan lingkungan. Jangan sampai sistem sirkulasi alam justru berbalik hingga menyerang kehidupan manusia yang semakin hari semakin tidak memperhatikan kondisi lingkungannya. “Jadi jangan salahkan jika kerusakan keanekaragaman hayati dan lingkungan ini, nantinya justru akan menyerang manusia, termasuk serangga-serangga seperti tomcat,” katanya.
Sumber : Pc3News.com
Link url sponsored :
www.gucimaspratama.co.id
www.chemigardindustry.com
www.hostingkita.com
www.web-murah.info
www.iklandays.com
www.pembasmihamarayap.wordpress.com
www.antirayapkayu.wordpress.com
www.solusiantirayap.wordpress.com
www.obatpembasmirayap.wordpress.com
www.alatantirayap.wordpress.com
www.pembasmihamarayap.blogspot.com
www.umpanhamarayap.blogspot.com
www.obatpembasmirayap.blogspot.com
www.alatantirayap.blogspot.com
www.umpanhamarayap.blogspot.com
www.solusiantirayap.wordpress.com
www.alatantirayap.blogspot.com
www.detik-dettik.com
www.tukangs.com
HostingKita

Tomcat Muncul karena Rusaknya Ekosistem

Denpasar: Serangga Tomcat menyerang ke beberapa wilayah. Penyebab belum diketahui dengan pasti, namun kehadiran mereka ke pemukiman warga diduga karena rusaknya ekosistem lingkunganHal ini disampaikan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali Made Putra Suryawan di Denpasar, Senin (26/3).

“Kemungkinan habitat hidup Tomcat mulai rusak dan berkurang, karena yang dulunya belantara sawah, kini berubah menjadi daerah pemukiman,” kata Putra.

Ia mengatakan, yang menjadi predator Tomcat, seperti cecak dan tokek keberadaannya semakin berkurang karena ditangkap atau diburu oleh warga.

“Serangga Tomcat sebenarnya tidak berbahaya. Jika sampai tertepuk dan terkena cairan racunnya, kulit yang terkena langsung dicuci sampai bersih, agar sampai tidak gatal,” katanya.

Ia mengatakan, racun serangga Tomcat biasanya akan bereaksi 12 hingga 36 jam setelah terkena cairan racunnya,” kata Putra Suryawan.

Banyaknya Tomcat yang masuk ke pemukiman, kata dia, karena serangga tersebut sangat menyukai cahaya lampu. Selain itu, pemukiman yang ada saat ini letaknya sangat dekat dengan sawah atau dibangun di bekas lahan sawah yang sudah alih fungsi menjadi pemukiman.

Ia juga menyarankan, jika jumlah serangga Tomcat makin banyak di pemukiman atau rumah penduduk, bisa ditanggulangi dengan menggunakan pestisida nabati, yakni campuran daun intaran, lengkuas dan sereh ditumbuk lalu diberi air dan difermentasi 24 sampai 48 jam.

“Airnya tersebut kemudian disaring untuk dipakai semprot Tomcat. Ini kalau populasinya tinggi, kalau sedikit cukup ditangkap saja. Tomcat tidak menggigit dan tidak menyengat. Tomcat juga bukan serangga agresif,” ujarnya.

Di sawah, kata dia, serangga Tomcat berfungsi sebagai predator hama wereng ijo, wereng coklat, tungro, dan makan telur-telurnya.

“Tomcat yang muncul di Bali saat ini memang Tomcat asli Bali, tidak dibawa dari Jawa. Selama ini Tomcat merupakan predator pengendali hama penyakit, umumnya di sawah,” katanya.

Sumber: Pc3News.com

Link url sponsored :
www.gucimaspratama.co.id
www.chemigardindustry.com
www.hostingkita.com
www.web-murah.info
www.iklandays.com
www.pembasmihamarayap.wordpress.com
www.antirayapkayu.wordpress.com
www.solusiantirayap.wordpress.com
www.obatpembasmirayap.wordpress.com
www.alatantirayap.wordpress.com
www.pembasmihamarayap.blogspot.com
www.umpanhamarayap.blogspot.com
www.obatpembasmirayap.blogspot.com
www.alatantirayap.blogspot.com
www.umpanhamarayap.blogspot.com
www.solusiantirayap.wordpress.com
www.alatantirayap.blogspot.com
www.detik-dettik.com

HostingKita